Studi Fenomenologi Akuntabilitas SBSquad Entertainment sebagai Industri Kreatif

Published: 28 June, 2016

Wijaya, Febrayana Maryushanti. 2016. Studi Fenomenologi Akuntabilitas SBSquad Entertainment sebagai Industri Kreatif. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Sri Pujiningsih, S.E., M.Si., Ak., (II) Sriyani Mentari, S.Pd., M.M.

Kata Kunci: akuntabilitas, industri kreatif, fenomenologi.

Tujuan dari penelitian ini ialah memahami akuntabilitas dan pengelolaan keuangan sebuah komunitas di bidang industri kreatif yang dijalankan tanpa orientasi laba. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu mendeskripsikan sebuah fenomena dari sudut pandang subyek penelitian. Data penelitian berupa paparan data dari hasil wawancara, observasi, serta studi dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen manusia, yaitu peneliti sendiri. Analisis data dilakukan mulai dari reduksi data, pengkategorian data, hingga pendeskripsian fenomena sesuai hasil penelitian. Keabsahan data dilakukan melalui proses triangulasi dan konfirmasi data dengan subyek penelitian.
Hasil penelitian dibagi dalam dua hal, yaitu pengelolaan keuangan dan akuntabilitas organisasi. SBSquad Entertainment merupakan sebuah komunitas di dalam bidang industri kreatif dengan pengelolan keuangan yang sangat sederhana dan tidak ada orientasi laba. Sumber dana untuk event diperoleh dari sponsor dan penjualan tiket. Sumber dana tim diperoleh dari member tim tersebut. Sumber dana organisasi diperoleh dari hadiah lomba dan fee sebagai guest star. Dana dikelola oleh bendahara umum, bendahara event, dan koordinator keuangan tim. Dana digunakan untuk operasional event dan tim, yaitu biaya operasional event, kebutuhan kostum dan transportasi tim, serta dibelanjakan untuk mendukung kegiatan organisasi, meningkatkan kualitas organisasi, dan mempertahankan eksistensi SBSquad Entertainment. Pengendalian internal keuangan organisasi terdiri dari otorisasi dan persetujuan general manager, penggunaan informasi keuangan, dan pembagian tugas keuangan. Namun, pengendalian keuangan organisasi masih lemah.
Akuntabilitas organisasi dibagi menjadi akuntabilitas vertikal, yaitu pertanggungjawaban manajemen kepada steering committee, dan akuntabilitas horisontal, yaitu pertanggungjawaban manajemen kepada member. Pertanggungjawaban manajemen kepada steering committee ditunjukkan melalui keterbukaan manajemen kepada steering committee. Manajemen dianggap cukup bertanggungjawab dalam mengelola keuangan oleh member tetapi member menganggap manajemen masih tertutup. Namun, selama ini member tidak mempermasalahkan hal tersebut karena member percaya kepada manajemen. Faktor kedekatan member dengan manajemen dan steering committee menambah kepercayaan member kepada mereka yang menyebabkan kurangnya kebutuhan akuntabilitas yang formal.

Find More

Categories

Follow Us

Related Content